Senin, 20 April 2015

Kedung Kandang

Pesona Air terjun Kedung Kandang



Satu lagi tempat indah tersembunyi diantara perbukitan Gunungkidul , Tempat yang cukup asri dan tentunya masih alami ini bernama “ Kedung Kadang” air terjun yang membelah hijaunya persawahan bendo siap memanjakan mata anda untuk para pecinta traveling atau blusukan , nah untuk mencapai tempat ini cukup butuh perjuangan karena setelah menitipkan kendaraan di rumah penduduk kita harus berjalan kaki kurang lebih 1 KM melewati pematang sawah yang cukup curam ,oleh karena itu sangat wajib berhati – hati  dan siapkan tenaga yang ekstra untuk menuruni medan yang cukup menantang.
Kedung Kandang
Meskipun belum dikelola secara resmi oleh pengelola wisata akan tetapi tempat ini sudah cukup dikenal oleh para pecinta piknik . seperti yang dituturkan warga Dusun sendangsari ibu Jaiyem “sampun katah ingkang dolan mriki, nanging kedah ngati-ati soale dalane angel” ( sudah banyak yang berkunjung kesini tetapi harus berhati – hati karena jalanya sulit)
“Untuk mencapai lokasi ini diharpkan untuk berhati hati dan jangan merusak tanaman padi”
mesir 3

mesir2

Curug Sidoharjo, Kulonprogo

Satu lagi keindahan dikulonprogo

Keindahan Curug Sidoharjo, Kulon Progo



Curug Sidoharjo mempunyai ketinggian sekitar 75 meter
Curug Sidoharjo (Air Terjun Sidoharjo) terletak di di Desa Sidoharjo, Kecamatan. Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Untuk menuju ke tempat ini dari Yogyakarta kita Anda dapat mengambil rute melalui  Godean terus kearah barat, kemudian akan sampai perempatan Nanggulan. Ambil ke kanan, ke arah perempatan tugu pasar Dekso, setelah sampai perempatan tugu pasar Dekso ambil arah Samigaluh. Dijalan ini mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan indah, sawah-sawah, bukit-bukit menoreh khas Kulon Progo, dan sungai yang indah (untuk yang mengendarai kendaraan tetap konsen liat depan ya). Lalu setelah itu akan ada pertigaan dijalan menanjak, ambil kanan menuju Mts. Sidoharjo. Ikuti jalan tersebut sampai menemukan Mts Sidoharjo, kemudian belok kanan masuk jalan kecil sebelah MTS tersebut, ikuti jalan tersebut kita akan mencapai desa Sidoharjo. Saya sarankan bertanya dengan warga sekitar karena letak Curug yang tersembunyi. Kendaraan bermotor tidak bisa masuk ke depan lokasi Air terjunnya sehingga disarankan agar menitipkan kendaraannya di rumah penduduk sekitar.

air terjun kecil untuk sumber air warga sekitar
Menuju Curug ini dari desa Sidoharjo, kita akan dimanjakan dengan suasana khasnya seperti hamparan sawah, rimbunnya pepohonan dan air terjun kecil yang mengalir deras sebagai mata air untuk desa sekitar. Setelah sampai di lokasi curug Sidoharjo, akan terlihat hamparan bunga liar yang tumbuh di sekitar air terjun. Sungguh pemandangan yang indah!


Selamat Jalan-Jalan :)

catatan kecil: mengunjungi curug ini cocok saat sehari setelah hujan/musim hujan karena saat musim kemarau, curug ini kadang kering

Embung Sriten

EMBUNG SRITEN

Embung Sriten
Satu lagi wisata Embung yang hadir di Gunungkidul. Embung Sriten terletak di Bukit Sumilir, Dusun Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar. Lokasinya berada di atas perbukitan. Bahkan hanya berapa meter dari Puncak Tugu, yang katanya merupakan puncak tertinggi di Gunungkidul. Pastikan kendaraan anda dalam keadaan sehat ketika akan menuju Embung ini, karena jalan yang dilalui cukup menantang adrenalin. Untuk mencapai tempat ini pastikan anda menemukan Balai desa Pilangrejo di ruas jalan Ngawen – Nglipar. Disekitar balai desa tersebut ada pertigaan kearah utara. tepatnya menuju Dusun Srite. Ikuti aspal tersebut sejauh 4 km. Jika anda merasa bingun kemana arah Dusun ataupun Embung Sriten maka fungsikan GPS atau gunakan penduduk srkitar untuk bertanya arah. Jalanan berupa corblok yang sudah pecah di beberapa tempat. Tanjakan dan tiukngan tajam akan menjadi tantangan tersendiri ketika menuju tempat ini. Di bagian akhir menuju Embung jalanan merupakan jalan berbatu dan cukup licin sekitar 200 meter.
Setelah perjalanan yang cukup memompa adrenalin tersebut anda akan disuguhi pemandangan kabupaten Gunungkidul dari atas. Suasana cukup syahdu saat berada di ketinggian dan menikmati hamparan hijaunya Gunungkidul. Embung ini merupakan salah satu program pembuatan Embung di Gunungkidul. Rencananya disekitar embung akan dijadikan kebun buah. Diantaranya berupa buah durian, kelengkeng, manggisdan sirsak. Yang menambah istimewa dari tempat ini adalah lokasinya yang berada di puncak bukit. Sehingga pemandangan yang ditawarkan benar-benar mempesona. Rasa lelah akan perjalanan naik ke tempat ini terbayarkan dengan pemandangan yang disajikan.
Sudah terdapat beberapa penjual makanan dan minuman di tempat ini. Saat tulisan ini dibuat Embung sedang mengalami pembangunan pagar dan fasilitas lainnya. Mungkin sekitar 2- 3 bulan lagi Embung ini sudah dapat dijadikan tempat wisata. Di tempat ini juga disediakan tempat untuk berkemah. Disebelah tempat ini terdapat juga Puncak Tugu yang biasa dijadikan tempat untuk olahraga paralayang.
Enjoy.
Embung Sriten 2

Kali Biru

Buat temen- temen yang mau nikmatin senja dengan pemandangan yang cantik objek wisata satu ini blh dicoba.

KALIBIRU
Menikmati Perbukitan Menoreh yang Syahdu


Menunggu senja datang dari atas pohon pinus di hijaunya pegunungan Menoreh sambil memandang telaga di kejauhan. Udara segar dan suasana tenang menjadi pelepas ketegangan pikiran.
Sungguh ramah Pegunungan Menoreh sore itu, setelah satu jam berkendara dari Jogja, hawa dingin menyegarkan dipersembahkan kepada kami sebagai salam pembuka. Perasaaan yang sejak siang diburu hiruk pikuk jalanan kota mendadak tenang, tiba-tiba tentram. Tak ada motor berseliweran, jalanan lengang, halaman asri di rumah-rumah penduduk desa membuat kami ingin segera pindah ke sini. Melemparkan ingatan pada rumah masa kecil, rumah di kampung halaman yang kini menjadi kediaman bagi kenangan.
Kami ada di Kalibiru, sebuah desa di Pegunungan Menoreh yang menjadi pagar sisi barat Yogyakarta. Di pegunungan inilah 200 tahun silam Pangeran Diponegoro bersama pasukannya pernah berjuang melawan Belanda, sebelum akhirnya ditipu dan kemudian dibuang ke Sulawesi hingga akhir hayat. Kalibiru menjadi sebuah desa yang terkenal karena ekoturismenya. Hal itu tidak begitu saja terjadi, perlu berpuluh tahun mengembalikan keelokan Kalibiru yang sebelumnya sempat tandus karena aksi pembalakan hutan. Kini, berkat usaha penduduk menghutankan desa, wisata Kalibiru dapat menggerakkan perekonomian dan menjadi sumber penghidupan warga. Begitulah antara alam dan manusia, saling menghidupi.
Waktu paling tepat untuk datang ke Kalibiru adalah sore hari, saat matahari mulai ramah dan suasana menjadi sedikit melankolis. Di sini ada sebuah pohon pinus yang terletak di pinggir jurang, dari pohon inilah kita bisa bebas lepas memandang moleknya pegunungan menoreh. Maka, jangan ragu untuk meniti tangga gantung yang telah tersedia, duduklah dengan tenang di papan kayu yang telah terpasang, hiruplah segar udara pegunungan, hembuskan perlahan sambil menutup mata. Nikmati setiap detik yang merangkak karena waktu akan terasa sangat lambat berjalan. Sejenak lupakanlah kota, tinggalkan pikiran-pikiran tentang tugas yang menumpuk, nikmatilah pemandangan yang ada.
Dari atas papan kayu itu kita bisa melihat matahari yang hendak pulang dengan menunggang awan. kaki-kaki cahayanya menjangkau permukaan bumi yang mulai kekuningan, seolah setiap langkahnya meninggalkan warna keemasan. Sementara sebuah telaga yang tenang terlihat di kejauhan. Sebuah telaga yang tetap setia menjadi cermin untuk matahari mematut wajahnya, memantulkan pendar sinar yang berkilauan sepanjang siang. Di Kalibiru, segala kepenatan bisa hilang ditelan kesunyian. Senja telah berlalu, waktunya kami pulang dengan membawa kedamaian.

Wisata Semarang

Nih buwat temen temen yang ingin liburan di Semarang ada tempat wisata yang mngkin cocok buat disinggahin.

Wisata Semarang – Vihara Buddhagaya Watugong


Vihara Buddhagaya Watugong Semarang
Semarang, salah satu kota bersejarah yang ada di Indonesia, mempunyai banyak tempat wisata yang wajib untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Vihara Buddhagaya yang terletak di Jalan Raya Pudakpayung Watugong, Semarang. Dari pusat Kota Semarang, Anda dapat mencapai Vihara Buddhagaya dengan perjalanan selama 45 menit dengan mobil ke arah Ungaran, atau jalan menuju Solo – Jogja. Karena letaknya yang berada di pinggir jalan besar dan tepat di depan Markas Kodam IV Diponegoro, Watugong, Vihara Buddhagaya dapat diakses dengan mudah. Kawasan ini dinamakan Watugong karena di daerah tersebut ditemukan batu (watu) yang bentuknya seperti gong.

Kompleks Vihara Buddhagaya Watugong yang mempunyai luas 2,25 hektar ini terdiri dari 5 bangunan utama dengan 2 bangunan utama, yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala yang dibangun pada tahun 1955. Selain itu, dalam kompleks Vihara Buddhagaya Watugong terdapat pula Monumen Watugong, patung Dewi Kwan Im, patung Buddha di bawah pohon Bodhi yang terletak di pelataran vihara, patung Buddha tidur berwarna coklat dengan pakaian dan tubuh berwarna emas di sebelah kiri pagoda, serta kolam teratai di sekitar pagoda. Pohon Bodhi (Ficus Religiosa) yang ada di pelataran Vihara Buddhagaya ini ditanam oleh Bhante Naradha Mahathera pada tahun 1955.
Vihara Buddhagaya Watugong
Vihara Buddhagaya Watugong
Ikon paling terkenal dari Vihara Buddhagaya ini adalah Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti pagoda cinta dan kasih sayang. Pagoda ini didirikan untuk menghormati Dewi Kwan Sie Im Po Sat yang dipercaya oleh umat Buddha sebagai dewi kasih sayang. Pagoda Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat yang menyempit ke atasujuh tingkat ini dimaknakan sebagai kesucian yang akan dicapai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke tujuh. Pagoda Avalokitesvara yang identik dengan perpaduan warna merah dan kuning khas bangunan Tiongkok ini diresmikan oleh MURI sebagai pagoda tertinggi di Indonesia pada tahun 2006.
Di dalam Pagoda Avalokitesvara yang berukuran 15 x 15 meter dan berbentuk segi delapan ini terdapat patung Dewi Kwan Im berukuran 5,1 meter, serta patung Panglima We Do di sisinya. Di tingkat kedua hingga keenam, ada patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Ini dimaksudkan supaya sang dewi dapat memancarkan welas asih ke empat penjuru. Sedangkan di bagian puncak pagoda terdapat patung Amitabha, yaitu guru besar para dewa dan manusia. Di puncak ini juga terdapat stupa untuk menyimpan relik, yaitu mutiara Buddha. Namun, Anda tidak dapat ke puncak pagoda, karena di pagoda ini tidak disediakan tangga untuk mengakses puncaknya. Total patung yang ada di Pagoda Avalokitesvara berjumlah 30 buah.

Pagoda Buddhagaya Watugong
Pagoda Buddhagaya Watugong
Pagoda Avalokitesvara sendiri digunakan untuk ritual Tjiam Shi, yaitu ritual untuk mengetahui nasib umat manusia. Caranya adalah dengan menggoyangkan bambu yang sudah diberi tanda hingga salah satu bambu terjatuh. Untuk membaca hasil ramalan, Anda dapat meminta bantuan kepada petugas yang ada. Namun jika sudah menggoyangkan bambu sebanyak 3 kali berturut-turut dan tidak ada bambu yang terjatuh, konon hari itu bukan hari baik untuk meramalkan nasib.
Bangunan kedua yang menyita perhatian dari Vihara Buddhagaya adalah Vihara Dhammasala. Bangunan Dhammasala ini mempunyai dua lantai. Lantai pertama adalah aula serbaguna yang mempunyai panggung di bagian depan, sedangkan di lantai kedua terdapat ruang Dhammasala yang digunakan untuk acara ibadah umat Buddha. Di dalam vihara ini terdapat patung Buddha duduk berwarna emas dengan ukuran besar. Di sekeliling Vihara Dhammasala, terdapat pagar dengan ukiran relief cerita Paticca Samuppada, yaitu proses kehidupan manusia dari lahir hingga meninggal dunia.
Vihara Buddhagaya Watugong Semarang
Vihara Buddhagaya Watugong Semarang
Untuk memasuki vihara, ada ritual khusus yang harus dijalankan, yaitu menginjak relief ayam, ular, dan babi yang ada di pintu masuk vihara. Menurut keyakinan umat Buddha, ayam merupakan simbol keserakahan, ular adalah lambang kebencian, sedangkan babi melambangkan kemalasan. Dengan menginjak relief hewan-hewan ini, maka umat manusia diharapkan dapat meninggalkan karakter-karakter tersebut dan dapat masuk nirwana.
Vihara Buddhagaya ini dibangun menggunakan material-material yang diimpor langsung dari China. Baik genteng, relief-relief batu yang ada di tangga, lampu naga, kolam naga, air mancur naga, patung kilin dan burung hong, serta semua aksesoris yang ada di Vihara Buddhagaya merupakan material yang dibuat di China. Saat ini, Vihara Buddhagaya merupakan salah satu bangunan yang berada di bawah binaan Sangha Theravada, yaitu sebuah organisasi kebhikkuan yang berpedoman pada Kitab Suci Tipitaka Pali.
Vihara Buddhagaya Watugong
Vihara Buddhagaya Watugong
Di depan Vihara Buddhagaya, terdapat cottage untuk menginap yang disediakan oleh pengurus vihara. Pengurus Vihara Buddhagaya tidak mematok tarif retribusi untuk pengunjung, Anda dapat membayar retribusi masuk ke kompleks vihara seikhlasnya. Jam buka Vihara Buddhagaya adalah 07.00-21.00 WIB, pengunjung diwajibkan untuk memakai baju tertutup dan berbicara dengan sopan.

Catatan Kaki

Hay guys... welcome to my first blog

Sebenernya aku orang yang males bkin tugas, tp berhubung blog ini supaya gak perlu ikut ujian jadi ya aku kerjain, hehe
Sedikit tentang diriku, aku kuliah di YAYASAN DARMAPALA POLITEKNIK API YOGYAKARTA. Kampusku baru saja mengadakan Dies Natalis pada tgl 10 februari kemarin
ini sedikit dokumentasi temen- temenku tentang kegiatan kemaren.